Minggu, 03 Juli 2016

Makalah Sirah Nabawiyah (Arab Pra Islam)



KEADAAN BANGSA ARAB
PRA ISLAM
Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sirah Nabawiyyah
 
Dosen Pembimbing
Agus Hermawan, M.A. 

Disusun oleh:
1.      Imam Prasetyo   NIM  114-14-001
2.      Moh. Rondi        NIM  114-14-002
3.      Sulimah              NIM  114-14-003

Institute Agama Islam Negeri Salatiga
Fakultas Tarbiyyah
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Tahun 2016


KATA PENGANTAR

          Alhamdulillahi segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kepada kita semua banyak kenikmatan dan kenikmatan terbesar adalah dianugrahkannya akal kepada kita sehingga dengan akal tersebut kita dapat mengetahui segala sesuatu yang belum kita ketahui. Termasuk kewajiban belajar dapat dipenuhinya. Dan termasuk salah satu kewajiban pelajar adalah menuntaskan segala Amanah yang yang diberikan oleh sang Dosen dimana kelompok kami mendapat Amanah untuk membuat makalah. Dan pada kesempatan ini kelompok kami mendapat Amanah untuk membahas tentang “Keadaan Bangsa Arab Pra Islam”. Sebagai seorang muslim rasanya kurang afdhol kalau kita tidak tahu tentang kebudayaan Bangsa Arab. Seolah-olah kita hanya tahu manisnya saja dan tidak mau tahu tentang kulitnya. Keadaan alamnya bagaimana, kehidupan masyarakatnya bagaimana dengan geografisnya yang tandus, kering , panas dan gersang. Bertolak dengan letak geografis Indonesia  yang serba subur. Di Arablah justru Allah telah menjadikan tanah Arab istimewa, Nabi dan Rasul berasal, tempat Al-Qu’an turun dan kibalat umat Islam dalam beribadah. Berbagai Ibrah bisa kita bayangkan dan pelajari hingga menambah wawasan kita dan rasa syukur kita pada Allah. Untuk itulah dengan dibuatnya makalah ini bisa membantu kita dalam berwawasan khususnya kiblat kita tentang keadaan bangsa Arab pra Islam. Doa anda sekalian dan usaha kami yang tulus telah membuahkan hasil dengan selesainya makalah ini.
          Kritik dan saran yang membangun sangat kami tunggu dan harapkan, karena kami menyadari kekurangan masih ada disana sini demi kesempurnaan makalah ini. Dan kami memngucapkan banyak terima kasih atas dukungan semua  pihak hingga terwujud makalah ini. Terima kasih.
Semarang, 11 Maret 2016
         
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... i
Kata pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................................  iii

BAB    I  PENDAHULUAN
1.1     Latar belakang ................................................................................. 1
1.2     Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3     Tujuan Penulisan .............................................................................  2

BAB  II   PEMBAHASAN
2.1     Keadaan Alam jazirah Arab ......................................................... 3-4
2.2     Asal-usul Bangsa Arab ................................................................. 5-6
2.3     Keadaan masyarakat
2.3.1   Segi Sosial ........................................................................... 7-8
2.3.2   Segi Politik ............................................................................. 8
2.3.3   Segi Ekonomi ...................................................................... 8-9
2.3.4   Segi Agama ....................................................................... 9-10
2.4     Masa Jahiliyyah ........................................................................11-14

BAB  III PENUTUP
3.1    Kesimpulan..................................................................................... 15
3.2    Kritik dan Saran............................................................................. 16
3.3    Daftar Pustaka ...............................................................................16

                





BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Lazimnya pembahasan tentang sejarah peradaban sejarah dan kebudayaan islam oleh ahli-ahli sejarah barat maupun timur diawali dengan uraian tentang sejarah bangsa arab sebelum Islam. Hal ini memang terasa relevan, mengingat negeri dan bangsa arab adalah yang pertama kali mengenal dan menerima islam. Adalah suatu fakta bahwa agama islam diturunkan di jazirah arab; karena itu sudah barang tentu bangsa Arablah yang pertama kali mendengar dan menghayati dan mengenal islam.
          Sejarah perkembangan masyarakat arab dalam kenyataan tidak dapat dilepaskan dari sejarah perkembangan islam. Bangsa arab adalah suatu bangsa yang diasuh dan dibesarkan Islam; dan juga Islam didukung dan berkembang luaskan oleh bangsa arab. Dengan jelas sejarah menunjukan bahwa kemajuan bangsa arab sampai menjadi bangsa besar, kuat dan bersatu adalah berkat kesetiaan dan keikhlasannya terhadap islam. Demikian pula, islam cepat tersiar dan tersebar luas ke penjuru dunia, berkat peranan islam. Lebih-lebih setelah Islam datang , maka kehidupan peradapan yang tadinya biadap berangsur-angsur mempunyai keberadapan. Sosok Muhammad-lah yang membawa menjadi beradap. Dengan berbekal wahyu Illahi dan dakwah yang tiada henti Islam mulai bisa diterima masyarakat Arab kala itu. Dia-lah teladan diatasnya teladan dari semua manusia dimuka bumi ini. Budi pekertinya sangat membekas dihati sanubari sampai saat ini. Firman Allah surat Al-Ahzab : 21
لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا.       Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
          Dalam makalah ini Kami akan sedikit menjelaskan tentang sejarah bangsa arab ditinjau dari letak geografis jazirah arab, asal-usul bangsa arab, kehidupan masyarakatnya, masa jahiyyah kala itu.

1.2         Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang tersebut perlu kiranya kami merumuskan masalah demi pijakan untuk fokusnya kajian makalah ini.Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1   Keadaan Alam jazirah Arab
1.2.2   Asal-usul Bangsa Arab
1.2.3   Keadaan masyarakat
1.2.3.1   Segi Sosial
1.2.3.2   Segi Politik
1.2.3.3   Segi Ekonomi
1.2.3.4   Segi Agama
1.2.4   Masa Jahiliyyah

2.2         Tujuan Penulisan
2.2.1   Sebagai perspektif  untuk mengetahui kondisi geografis Bangsa Arab kala itu untuk dibandingkan dengan kondisi saat ini
2.2.2   Untuk mengetahui asal mula Bangsa Arab kala itu
2.2.3   Untuk mengetahui keadaan Bangsa Arab kala itu dalam bermasyarakat dalam segi Sosial, Politik, Ekonomi, dan dalam keagamaan mereka.
2.2.4   Untuk mengetahui keadaan masyarakat yang kala itu masih minim pengetahuan dalam bertauhid




BAB  II
PEMBAHASAN

          Nabi Muhammad SAW dilahirkan di jazirah Arab yaitu di kota Mekah, salah satu diantara dua kota yang mempunyai makna penting bagi umat Islam diseluruh dunia. Kota yang menyimpan nilai sejarah bagi umat Islam karena disana Islam pertama kali muncul, juga terdapat Ka’bah – kiblat shalat bagi umat muslim diseluruh dunia.
          Adapun kota yang kedua adalah Kota Madinah – tempat Nabi Muhammad SAW hijrah, ketika Beliau diusir dari Mekah pada awal dakwah Islam. Pentingnya Jazirah dan Bangsa Arab sehingga  sejarah Islam tidak terlepas dari pembahasan tersebut.
2.1       Keadaan Alam jazirah Arab
Kata Arab artinya adalah Padang Pasir (sahara), gurun dan tanah yang gersang, tidak ada air dan tanaman. Orang yang tinggal disitu sebagai tanah air bagi mereka disebut Bangsa Arab dan negeri mereka dinamakan Jazirah Arab. Sebagian Jazirah Arab adalah padang pasir, gurun dan tanah yang gersang dan tandus. Jazirah Arab dibagi menjadi lima bagian: (1) Tihamah (daerah sepanjang pantai di semenanjung Arab yang terletak antara Hijaz dan Yaman. (2) Hijaz, (3) Yaman, (4) Nejd, dan (5) Bahrain.
Jazirah Arab terletak dibenua Asia Barat, dengan luas antara 1 juta hingga 1.300.000 mil persegi. Perbatasan Jazirah Arab adalah sebagai berikut:
Ø  Sebelah barat berbatasan dengan laut merah dan Semenanjung Sinai.
Ø  Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Arab dan Irak bagian selatan
Ø  Sebelah selatan berbatasan dengan laut Arab dan
Ø  Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Syam dan sebagian Arab.1
Jazirah arab juga juga dikelilingi oleh tiga lautan, yaitu Sebelah barat oleh laut merah, sebelah selatan oleh Samudra Hindia, dan sebelah timur oleh Teluk Persia.2  Secara umum iklim di Jazirah Arab Sangat panas, bahkan termasuk yang paling panas dimuka bumi. Dahulu para ahli geologi memperkirakan daratan Arab merupakan sambung padang pasir yang terbentang luas dari Sahara di Afrika sampai Gurun Gobi di Asia Tengah. Tidak ada satupun sungai di Jazirah Arab, kecuali dibagian selatan, yang selalu berair dan mengalir sampai kelaut, selain wadi-wadi yang berair kala turun hujan. Padahal hujan hampir tidak pernah turun di kawasan padang pasir yang sangat luas ini.3
Seperti gambar dibawah ini:
 

2.2       Asal-usul Bangsa Arab


             Kata Arab pertama kali muncul pada abad ke-9 sebelum masehi. Bangsa Arab tidak selalu terdiri orang-orang Islam, tapi juga orang Kristen dan Yahudi. Beberapa buktinya adalah adanya perabadan Nabath yang didirikan oleh bangsa Arab beragama Kristen.4  Bangsa arab termasuk rumpun bangsa Smit, Yang keturunan syam Ibn Nuh, serumpun dengan Bangsa Babilonia, Kaldea, Asyuria, Ibrani, Phunisia, Aram dan Habsyi. Rumpun Smit sampai sekarang masih  bertahan dan sebagian lainnya sudah lenyab dan tidak dikenal lagi.
          Sejarawan Arab membagi Bangsa Arab menjadi dua bagian kelompok besar yaitu:
1.    Arab Baidah
Bangsa Arab yang sudah punah jauh sebelum Islam lahir. Riwayat tentang mereka tidak banyak diketahui selain yang termaktub dalam kitab-kitab suci agama Samawi yang terungkap dalam syair-syair Arab klasik semisal kaum ‘Ad dan kaum Tsamud.
2.    Arab Baqiyah
Arab Baqiyah terbagi atas Arab ‘Aribab (Qathaniyah dinisbahkan pada moyang mereka atau Yamaniyah dinisbahkan kepada Yaman-tempat asal persebaran mereka)  dan Arab Musta’ribah atau Arab Muta’ribah
( keturunan Ismail a.s ibn Ibrahim a.s, mereka juga dikenal dengan nama Ismailiyah. Mereka disebut Musta’ribah karena Ismail sendiri bukan keturunan Arab-keturunan Ibrani yang lahir dan dibesarkan di Mekah yang pada waktu itu dibawah kekuasaan kabilah Jurhum dari Yaman.5
 
Bangsa Semit pada awalnya membangun peradaban di Mesopotamia dan Syria, kemudian perlahan-lahan mereka kehilangan dominasi politik mereka disebabkan serangan dari bangsa nomad Semit dan bangsa non Semit. Bangsa Aram, Akkadia, Asiria, dan Minean berbicara dalam bahasa yang hampir sama dengan bahasa Semit. Akhirnya, bangsa Semit kehilangan kekuasaannya tepat pada serangan Persia dan kedatangan bangsa Yunani pada 330 SM.
          Setelah penyerangan itu, bangsa Semit berdiaspora ke segala bagian. Kebanyakan dari suku bangsa ini berpindah ke daerah selatan dan daerah utara, dimana bangsa Arab akan berkembang disana. Bangsa Arab di Utara membangun sebuah peradaban yang dinamakan peradaban Arab Nabatea. Kemudian, Arab bagian Selatan membentuk kafilah-kafilah yang tersebar. Kafilah-kafilah ini kemudian membentuk sebuah kerajaan di daerah Yaman, yang disebut oleh bangsa Yunani sebagai Arabia Felix yang berarti "kawasan Arab yang beruntung".
          Pada masa Sassanid, Kekaisaran Romawi menguasai daerah Syam yang kemudian disebut Arab Petra. Bangsa Romawi menyebut daerah gurun di Timur Dekat ini sebagai Arabi. Dan pada awal abad pertama masehi, Kaum Ghassan dari Yaman berpindah ke daerah Syam. Kaum Ghassan, Lakhm dan Kindi menjadi kabilah-kabilah yang terakhir kali berpindah ke Arab Petra. Kabilah Ghassan kemudian berpindah ke daerah Syria, dan tinggal di kawasan Hurran dan daerah Levantine (Lebanon, Palestina). Bangsa Ghassan menguasai Syria sampai kedatangan kaum Muslimin di sana.
          Sementara itu, kaum Lakhm bermukim di daerah pertengahan Sungai Tigris. Mereka bersekutu dengan Sassanid untuk melawan Kekaisaran Bizantium dan Kabilah Ghassan. Mereka kemudian mengontrol daerah Arab bagian Tengah. Kabilah Kindi bermigrasi ke Utara, tapi mereka kemudian berpindah ke Bahrain dan tetap bermukim di Yaman.6

2.3       Keadaan masyarakat
2.3.1        Segi Sosial
Kehidupan sosial masyarakat bangsa Arab sebelum Islam, sangat dikenal dengan sikap ‘ashobiyah (fanatisme kesukuan), hidup dan mati dikorbakan demi membela suku . Hal inilah yang menimbulkan terjadi banyak peperangan antar suku dan kabilah. Sebagian mereka berakhlak dengan akhlak yang buruk seperti meminum khamr, bermuamalah dengan riba, suka berperang, mengubur anak perempuan mereka hidup-hidup, membunuh anak-anak mereka karena takut miskin,7 Nikah Istibdha’, bertabarruj, Prostitusi, Suka berperang dan bermusuhan sehinnga Kabilah yang kuat akan menguasai Kabilah yang lemah kemudian merampas harta bendanya, saling menyombongkan nasab dan harta.8 Meskipun demikian mereka masih mempunyai sifat-sifat yang terpuji seperti murah hati, menepati janji, menjunjung harga diri, pemberani, kepercayaan diri yang tinggi, dan akhlak-akhlak terpuji lainnya. Rasulullah bersabda :
إِنَّما بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكاَ رِمَ الْأَخْلَاقِ
" Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia "
  ( Sunan Kubra, Baihaqi )
          Demikianlah gambaran tentang kehidupan sosial masyarakat Arab Jahiliyah sebelum datangnya Islam hingga diutusnya Rasulullah, maka diharamkannya akhlak-akhak yang buruk dan diganti dengan akhlak yang baik, Allah berfirman:
وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ اْلخَبَاثَ
" Dan Dia menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk " (Qs. Al-A’raf : 157).9
2.3.2        Segi Politik
Dalam struktur masyarakat Arab terdapat kabilah sebagai intinya. Ia adalah organisasi keluarga besar yang biasannya hubungan antara anggota-anggotanya terikat oleh pertalian darah (nasab). Akan tetapi, ada kalanya hubungan  seseorang dengan kabilahnya terikat oleh ikatan perkawinan suaka politik atau sumpah setia. Kabilah pada masyarakat Badui misalnya yang dipimpin oleh seorang kepala yang mereka menyebutnya dengan  syaikh al-qabilah, yang dipilih dari salah seorang anggotanya yang usianya paling tua. Solidaritas kesukuan atau ashobiyah qabaliyah dalam kehidupan masyarakatnya Arab sebelum Islam terkenal amat kuat. Hal ini diwujudkan dalam bentuk proteksi kabilah terhadap seluruh anggota kabilahnya. Kesalahan seorang anggota kabilah kepada kabilah lain menjadi tanggungjawab kabilahnya, sehingga ancaman terhadap salah satu anggota kabilah berarti ancaman pula kepada kabilah yang bersangkutan. Oleh karena itu perselisihan sekecil apapun pasti menimbulkan permasalahan yang besar. Dan inilah yang menimbulkan konflik antar kabilah berlangsung lama.10

2.3.3        Segi Ekonomi
Masyarakat Arab pada jaman dahulu terbagi menjadi dua dua jenis penduduk:
1.    Hadhori, yaitu mereka yang tinggal di kota-kota dan kampung-kampung dengan mata pencaharian berdagang, beternak, bertani dan industri tenun.
2.    Badui, yaitu mereka yang hidupnya tidak menetap, berpindah-pindah dari satu gurun ke gurun lainnya. Mata pencaharian mereka mengembala unta dan kambing milik masyarakat Hadhori guna memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Berdagang adalah mata pencaharian utama bangsa Arab, mereka tidak bisa mengandalkan alam yang pada dasarnya berupa batu-batu keras dan minim air. Untuk bertahan hidup beroperasilah pasar-pasar seperti Ukazh, Dzil Majaz, Majinnah dan lain-lain yang beroperasinya hanya dibulan-bulan haram saja. Dalam bidang industri bangsa Arab hanyalah pada seni tenunan, samak kulit binatang dan lainnya.11 Adapun bangsa Arab yang tinggal disekitar bendungan Ma’rib (Yaman) , mereka memenuhi kehidupannya disektor pertanian yang kala itu boleh dibilang pesat. Di Yaman juga sudah berkembang industri seperti industri tenun dan persenjataan perang (Tombak, pedang, baju besi dan lain-lain). Sedangkan mereka yang tinggal di gurun pasir, hidup mereka mengandalkan dengan mengembala domba untuk diambil susu dan dagingnya. Beda lagi kaum Quraisy yang tinggal di tanah suci, mereka hidup dengan berdagang baik ke Negeri Yaman maupun ke Syam.12

2.3.4        Segi Agama
         Sebelum Islam penduduk Arab menganut agama yang bermacam-macam, dan Jazirah Arab telah dihuni oleh beberapa ideolgi, keyakinan keagamaan. Bangsa Arab sebelum Islam telah menganut agama yang mengakui Allah sebagai Tuhan mereka. Kepercayaan ini diwarisi turun temurun sejak nabi Ibrahim as dan Ismail as. al-Qur’an menyebut agama itu dengan Hanif, yaitu kepercayaan yang mengakui keesaan Allah sebagai pencipta alam, Tuhan menghidupkan dan mematikan, Tuhan yang memberi rezeki dan sebagainya. Kepercayaan yang menyimpang dari agama yang hanif disebut dengan Watsniyah, yaitu agama yang mempersyarikatkan Allah dengan mengadakan penyembahan kepada :
·         Anshab, batu yang memiliki bentuk
·         Autsa, patung yang terbuat dari batu
·         Ashnam, patung yang terbuat dari kayu, emas, perak, logam dan semua patung yang tidak terbuat dari batu.
Berhala atau patung yang pertama yang mereka sembah adalah : Hubal. Dan kemudian mereka membuat patung-patung seperti Lata, Uzza, Manata, dll. Tidak semua orang arab jahiliyah menyembah Watsaniyah ada beberapa kabilah yang menganut agama Yahudi dan Masehi. Agama Yahudi dianut oleh bangsa Yahudi yang termaksud rumpun bangsa Samiah (semid). Asal usul Yahudi berasal dari Yahuda salah seorang dari dua belas putra nabi Yakub.
Agama Yahudi sampai ke Jazirah Arab oleh bangsa Israel dari negeri Asyur. Mereka diusir oleh kerajaan Romawi yang beragama Masehi dan bangsa Asyur ini berangsur-angsur mendiami Yastrib (Madinah) dan sekitarnya dan mereka menyebarkan agama Yahudi tersebut. Agama Masehi yang berkembang adalah : Sekte Yaqubiah yang mengatakan bahwa perbuatan dan iradat al – Masih adalah tabiat ketuhanan. Kaum Yaqubiah berkata bahwa persatuan ketuhanan dengan kemanusiaan pada diri al-Masih ialah sebagaimana air dimasukan ke dalam tuak, lalu menjadi jenis yang satu.
Agama-agama yang ada pada saat itu antara lain :
1.    Yahudi
Agama ini dianut orang-orang Yahudi yang berimigrasi ke Jazirah Arab. Daerah Madinah, Khaibar, Fadk, Wadi Al Qura dan Taima’ menjadi pusat penyebaran pemeluknya. Yaman juga dimasuki ajaran ini, bahkan Raja Dzu Nuwas Al Himyari juga memeluknya. Bani Kinanah, Bani Al Haarits bin Ka’ab dan Kindah juga menjadi wilayah berkembangnya agama Yahudi ini
2.    Nashara (Kristen).
Agama ini masuk ke kabilah-kabilah Ghasasinah dan Al Munadzirah. Ada beberapa gereja besar yang terkenal. Misalnya, gereja Hindun Al Aqdam, Al Laj dan Haaroh Maryam. Demikian juga masuk di selatan Jazirah Arab dan berdiri gereja di Dzufaar. Lainnya, ada yang di ‘And dan Najran. Adapun di kalangan suku Quraisy yang menganut agama Nashrani adalah Bani Asad bin Abdil Uzaa, Bani Imri-il Qais dari Tamim, Bani Taghlib dari kabilah Rabi’ah dan sebagian kabilah Qudha’ah.
3.    Majusiyah
Sebagian sekte Majusi masuk ke Jazirah Arab di Bani Tamim. Di antaranya, Zaraarah dan Haajib bin Zaraarah. Demikian juga Al Aqra’ bin Haabis dan Abu Sud (kakek Waki’ bin Hisan) termasuk yang menganut ajaran Majusi ini. Majusiyah juga masuk ke daerah Hajar di Bahrain.



4.    Syirik (Paganisme).
Kepercayaan dengan menyembah patung berhala, bintang-bintang dan matahari yang oleh mereka dijadikan sebagai sesembahan selain Allah. Penyembahan bintang-bintang juga muncul di Jazirah Arab, khususnya di Haraan, Bahrain dan di Makkah, mayoritas Bani Lakhm, Khuza’ah dan Quraisy. Sedangkan penyembahan matahari ada di negeri Yarnan.
5.    Al Hunafa’
Meskipun pada waktu hegemoni paganisme di masyarakat Arab sedemikian kuat, tetapi masih ada beberapa orang yang dikenal sebagai Al Hanafiyun atau Al Hunafa’. Mereka tetap berada dalam agama yang hanif, menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya serta menunggu datangnya kenabian.13

2.4       Masa Jahiliyyah
Masa sebelum lahir agama Islam disebut zaman Jahiliah. Zaman tersebut dibagi menjadi dua periode :
Periode pertama: Jahiliah pertama meliputi masa yang amat panjang tetapi tidak banyak yang diketahui hal ihwalnya dan sudah lenyab sebagian besar masyarakat pendukungnya. Periode kedua : Zaman Jahiliah ini berlangsung selama 150 tahun sebelum Islam lahir. Kata Jahiliah berasal dari kata Jahl, tetapi yang dimaksud disini bukan Jahl lawan dari Ilm, melainkan lawan dari hilm. Bangsa Arab sebelum Islam sudah mengenal Ilmu pengetahuan, bahkan dalam seni sastra yang telah mencapai tingkat kemajuan yang pesat, tetapi belum menjadikan bermoral.14
Di antara beberapa agama/kepercayaan tersebut yang paling terkenal adalah penyembahan terhadap berhala yang jumlahnya mencapai lebih dari 360 buah, sehingga menyesaki lingkungan Ka’bah. Dan setiap qabilah di Arab memiliki berhala sebagai sesembahan mereka sendiri-sendiri.
Di antara berhala yang paling populer di kalangan mereka ialah :
Ø     Wadd.
Adalah nama patung milik kaum nabi Nuh yang berasal dari nama seorang shalih dari mereka. Ditemukan kembali oleh Amru bin Luhai di Jeddah dan diberikan kepada Auf bin ‘Adzrah dan ditempatkan di Wadi Al Quraa di Dumatul Jandal dan disembah oleh bani kalb bin Murrah. Patung ini ada sampai datangnya Islam kemudian dihancurkan Khalid bin Walid dengan perintah Rasulullah.
Ø     Sua’
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada Mudhor bin Nizaar dan diserahkan kepada bani Hudzail serta ditempatkan di Rohaath sekitar 3 mil dari Makkah.
Ø     Yaghuts
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada Na’im bin Umar Al Muradi dari Majhaj dan ditempatkan di Akmah atau Jarsy di Yaman, disembah oleh bani Majhaj dan bani An’am dari kabilah Khuthaif.
Ø     Ya’uq
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Hamadan dan ditempatkan di Khaiwaan, disembah oleh orang-orang Hama dan Nasr Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Himyar dan ditempatkan di Saba’ disembah oleh bani Dzi Al Kilaa’ dari kabilah Himyar dan sekitarnya.

         

Ø     Manaah
Adalah salah satu patung berhala yang ditempatkan di pantai laut dari arah Al Musyallal di Qadid antara Makkah dan Madinah. Patung ini sangat diagungkan oleh suku AlAus dan Al Khazraj. Rasulullah mengutus Ali bin Abi Thalib untuk menghancurkannya pada penaklukan kota Makkah.
Ø     Laata
Laata adalah kuburan orang shalih yang ada di Thaif yang dibangun dengan batu persegi empat. Bangsa Arab seluruhnya sangat mengagungkannya dan sekarang tempatnya adalah di menara masjid Thaif. Ada yang mengatakan bahwa Laata adalah nama seorang yang membuat masakan Sawiiq untuk jamaah haji, lalu ia meninggal kemudian kuburannya di sembah. Ketika bani Tsaqif masuk Islam maka Rasulullah mengutus Al Mughiroh bin Syu’bah untuk menghancurkannya dan kuburan ini dibakar habis.
Ø     Al ‘Uzza
Al ‘Uzza adalah satu pohon yang disembah. la lebih baru dari Al Laata, ditempatkan di Wadi Nakhlah di atas Dzatu ‘Irqin. Mereka dulu mendengar suara keluar dari Al Uzza. Berhala ini sangat diagungkan Quraisy dan Kinanah. Ketika Rasulullah Saw menaklukan Makkah, beliau mengutus Khalid bin Al Walid untuk menghancurkannya. Ternyata ada tiga pohon dan ketika dirobohkan yang ketiga, tiba-tiba muncul wanita hitam berambut kusut dalam keadaan meletakkan kedua tangannya di bahunya menampakkan taringnya. Di belakangnya, ada juru kuncinya. Kemudian Khalid penggal lehernya dan pecah, ternyata ia adalah seekor merpati, lalu Khalid bin Al Walid membunuh juru kuncinya.
Ø     Hubal
Merupakan patung yang paling besar di Ka’bah. Diletakkan di tengah Ka’bah. patung ini terbuat dari batu ‘aqiq merah dalam rupa manusia. Dibawa ‘Amru bin Luhai dari Syam. Isaaf dan Naailah (Dua patung berhala yang ada di dekat sumur Zamzam. Dua patung ini berasal dari sepasang orang Jurhum yang masuk ke Ka’bah dan berbuat fujur, lalu dikutuk menjadi dua batu, seiring perjalanan waktu, keduanya disembah.
Ø     Dzul Khalashah
Ini adalah berhala milik kabilah Khats’am, Bajilah dan Daus yang berada di Tubaalah, daerah antara Makkah dan Yaman. Begitulah gambaran keadaan agama di Jazirah Arabiyah sebelum datangnya Islam. Mereka masih mengimani rububiyah Allah dan menganggap Allah sebagai sesembahannya juga dan sebagai Dzat Pencipta. Sumber kepercayaan tersebut adalah risalah samawiyah yang yang dikembangkan dan disebarkan di jazirah Arab terutama risalah nabi Ibrahim dan Ismail.15

BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
1.    Bangsa Arab sebelum datangnya islam mempunyai kebudayaan yang baik dan buruk yang telah ada ketika bangsa arab mengalami masa kegelapan.

2.    Kebudayaan yang buruk terutama dalam segi Akhlak dan agama, mereka menyembah berhala, sering melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah diantaranya minum-minuman keras, berjudi, membunuh anak perempuan yang baru lahir, merendahkan harkat martabat wanita. Membunuh anak-anak, jika kemiskinan dan kelaparan mendera mereka, atau bahkan sekedar prasangka bahwa kemiskinan akan mereka alami. Ber-tabarruj (bersolek). Para wanita terbiasa bersolek dan keluar rumah sambil menampakkan kecantikannya, lalu berjalan di tengah kaum lelaki dengan berlengak-lenggok, agar orang-orang memujinya. Lelaki yang mengambil wanita sebagai gundik, atau sebaliknya, lalu melakukan hubungan seksual secara terselubung. Prostitusi. Memasang tanda atau bendera merah di pintu rumah seorang wanita menandakan bahwa wanita itu adalah pelacur. Fanatisme kabilah atau kaum dan masih banyak lagi.

3.    Tapi dari semua keburukan tersebut masih ada hal yang baik dari bangsa Arab pada saat itu diantaranya: juga berkembangnya ilmu pengetahuan dalam bidang astronomi atau perbintangan, dalam bidang dagang, dan adanya kebiasaan masyarakat yang melekat yaitu rasa solidaritas diantara sesama  suku, dermawan, pantang mundur jika menhadapi sesuatu dan lai-lain.



3.2         Kritik dan Saran

          Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami berharap para pembaca memberikan kritik dan sarannya demi kesempunaan makalah ini dan penulisan makalah-makalah kami selanjutnya. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah dan lupa.

3.3         Daftar Pustaka

Priyanto, Erwin. 2014. Sejarah Islam. Jakarta: Departemen Pendidikan Yayasan Al-Sofwa.
Hermawan, Agus. 2015. Sirah Nabawiyah (biografi singkat Nabi Muhammad). Editor: Erlina Wjayanti. Kudus: Hasyindo Pres.
Abdurrahman, Dudung (et.al.). 2002. Sejarah peradaban Islam (dari masa klasik hingga modern). Editor: Siti Maryam (et.al). Yogyakarta: LESFI
Al-Qur’anul Karim dan terjemahamnya (Qs.Al-A’raf : 157)
http://desbayy.blogspot.co.id/2015/05/makalah-bangsa-arab-sebelum-datangnya.html 


       1 Erwin Priyanto, Sejarah Islam, Jakarta, Departemen Pendidikan Yayasan Al-Sofwa,
Cetakan 1,  2014, hal. 2-4

       2 Agus Hermawan, Sirah Nabawiyah (biografi singkat Nabi Muhammad), Editor: Erna Wijayanti, Kudus: Hasyindo Pres, 2015, hal. 3
       3 Dudung Abdurrahman (et.al.), Sejarah peradaban Islam (dari masa klasik hingga modern), Editor: Siti Maryam (et.al), Yogyakarta: LESFI, 2002. hal. 18