KEADAAN
BANGSA ARAB
PRA ISLAM
Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sirah Nabawiyyah
Dosen
Pembimbing
Agus
Hermawan, M.A.
Disusun
oleh:
1.
Imam Prasetyo NIM 114-14-001
2.
Moh. Rondi NIM
114-14-002
3.
Sulimah NIM 114-14-003
Institute Agama Islam Negeri Salatiga
Fakultas Tarbiyyah
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Tahun 2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi segala puji syukur bagi
Allah SWT yang telah memberikan kepada kita semua banyak kenikmatan dan
kenikmatan terbesar adalah dianugrahkannya akal kepada kita sehingga dengan
akal tersebut kita dapat mengetahui segala sesuatu yang belum kita ketahui.
Termasuk kewajiban belajar dapat dipenuhinya. Dan termasuk salah satu kewajiban
pelajar adalah menuntaskan segala Amanah yang yang diberikan oleh sang Dosen
dimana kelompok kami mendapat Amanah untuk membuat makalah. Dan pada kesempatan
ini kelompok kami mendapat Amanah untuk membahas tentang “Keadaan Bangsa
Arab Pra Islam”. Sebagai seorang muslim rasanya kurang afdhol kalau
kita tidak tahu tentang kebudayaan Bangsa Arab. Seolah-olah kita hanya tahu
manisnya saja dan tidak mau tahu tentang kulitnya. Keadaan alamnya bagaimana,
kehidupan masyarakatnya bagaimana dengan geografisnya yang tandus, kering ,
panas dan gersang. Bertolak dengan letak geografis Indonesia yang serba subur. Di Arablah justru Allah
telah menjadikan tanah Arab istimewa, Nabi dan Rasul berasal, tempat Al-Qu’an
turun dan kibalat umat Islam dalam beribadah. Berbagai Ibrah bisa kita
bayangkan dan pelajari hingga menambah wawasan kita dan rasa syukur kita pada
Allah. Untuk itulah dengan dibuatnya makalah ini bisa membantu kita dalam
berwawasan khususnya kiblat kita tentang keadaan bangsa Arab pra Islam. Doa
anda sekalian dan usaha kami yang tulus telah membuahkan hasil dengan
selesainya makalah ini.
Kritik
dan saran yang membangun sangat kami tunggu dan harapkan, karena kami menyadari
kekurangan masih ada disana sini demi kesempurnaan makalah ini. Dan kami
memngucapkan banyak terima kasih atas dukungan semua pihak hingga terwujud makalah ini. Terima
kasih.
Semarang, 11 Maret 2016
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................... i
Kata pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang ................................................................................. 1
1.2
Rumusan
Masalah ........................................................................... 2
1.3
Tujuan
Penulisan ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Keadaan
Alam jazirah Arab ......................................................... 3-4
2.2
Asal-usul
Bangsa Arab ................................................................. 5-6
2.3
Keadaan
masyarakat
2.3.1
Segi
Sosial ........................................................................... 7-8
2.3.2
Segi
Politik ............................................................................. 8
2.3.3
Segi
Ekonomi ...................................................................... 8-9
2.3.4
Segi
Agama ....................................................................... 9-10
2.4
Masa
Jahiliyyah ........................................................................11-14
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan..................................................................................... 15
3.2
Kritik
dan Saran............................................................................. 16
3.3
Daftar
Pustaka ...............................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Lazimnya pembahasan tentang sejarah peradaban sejarah dan kebudayaan islam
oleh ahli-ahli sejarah barat maupun timur diawali dengan uraian tentang sejarah
bangsa arab sebelum Islam. Hal ini
memang terasa relevan, mengingat negeri dan bangsa arab adalah yang pertama kali mengenal dan menerima islam.
Adalah suatu fakta bahwa agama islam diturunkan di jazirah arab; karena itu
sudah barang tentu bangsa Arablah yang
pertama kali mendengar dan menghayati dan mengenal islam.
Sejarah perkembangan masyarakat arab dalam kenyataan tidak dapat dilepaskan
dari sejarah perkembangan islam. Bangsa arab adalah suatu bangsa yang diasuh
dan dibesarkan Islam; dan juga Islam didukung dan berkembang luaskan oleh
bangsa arab. Dengan jelas sejarah menunjukan bahwa kemajuan bangsa arab sampai menjadi bangsa besar, kuat dan bersatu adalah berkat kesetiaan dan
keikhlasannya terhadap islam. Demikian pula, islam cepat tersiar dan tersebar luas ke penjuru dunia, berkat peranan islam. Lebih-lebih
setelah Islam datang , maka kehidupan peradapan yang tadinya biadap berangsur-angsur mempunyai
keberadapan. Sosok Muhammad-lah yang membawa menjadi beradap. Dengan berbekal
wahyu Illahi dan dakwah yang tiada henti Islam mulai bisa diterima masyarakat
Arab kala itu. Dia-lah teladan diatasnya teladan dari semua manusia dimuka bumi
ini. Budi pekertinya sangat membekas dihati sanubari sampai saat ini. Firman Allah surat Al-Ahzab : 21
لَّقَدۡ كَانَ
لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ
وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Dalam
makalah ini Kami akan sedikit menjelaskan tentang sejarah bangsa arab ditinjau
dari letak geografis jazirah arab, asal-usul bangsa arab, kehidupan
masyarakatnya, masa jahiyyah kala itu.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasar latar belakang tersebut
perlu kiranya kami merumuskan masalah demi pijakan untuk fokusnya kajian
makalah ini.Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1
Keadaan
Alam jazirah Arab
1.2.2
Asal-usul
Bangsa Arab
1.2.3
Keadaan
masyarakat
1.2.3.1
Segi Sosial
1.2.3.2
Segi Politik
1.2.3.3
Segi Ekonomi
1.2.3.4
Segi Agama
1.2.4
Masa
Jahiliyyah
2.2
Tujuan
Penulisan
2.2.1
Sebagai
perspektif untuk mengetahui kondisi
geografis Bangsa Arab kala itu untuk dibandingkan dengan kondisi saat ini
2.2.2
Untuk
mengetahui asal mula Bangsa Arab kala itu
2.2.3
Untuk
mengetahui keadaan Bangsa Arab kala itu dalam bermasyarakat dalam segi Sosial,
Politik, Ekonomi, dan dalam keagamaan mereka.
2.2.4
Untuk
mengetahui keadaan masyarakat yang kala itu masih minim pengetahuan dalam
bertauhid
BAB II
PEMBAHASAN
Nabi Muhammad SAW
dilahirkan di jazirah Arab yaitu di kota Mekah, salah satu diantara dua kota
yang mempunyai makna penting bagi umat Islam diseluruh dunia. Kota yang
menyimpan nilai sejarah bagi umat Islam karena disana Islam pertama kali
muncul, juga terdapat Ka’bah – kiblat shalat bagi umat muslim diseluruh dunia.
Adapun kota yang
kedua adalah Kota Madinah – tempat Nabi Muhammad SAW hijrah, ketika Beliau
diusir dari Mekah pada awal dakwah Islam. Pentingnya Jazirah dan Bangsa Arab
sehingga sejarah Islam tidak terlepas
dari pembahasan tersebut.
2.1
Keadaan Alam jazirah Arab
Kata Arab artinya adalah Padang Pasir (sahara), gurun dan tanah
yang gersang, tidak ada air dan tanaman. Orang yang tinggal disitu sebagai
tanah air bagi mereka disebut Bangsa Arab dan negeri mereka dinamakan Jazirah
Arab. Sebagian Jazirah Arab adalah padang pasir, gurun dan tanah yang gersang
dan tandus. Jazirah Arab dibagi menjadi lima bagian: (1) Tihamah (daerah
sepanjang pantai di semenanjung Arab yang terletak antara Hijaz dan Yaman. (2)
Hijaz, (3) Yaman, (4) Nejd, dan (5) Bahrain.
Jazirah Arab terletak dibenua Asia Barat, dengan luas antara 1 juta
hingga 1.300.000 mil persegi. Perbatasan Jazirah Arab adalah sebagai berikut:
Ø Sebelah barat berbatasan dengan laut merah dan Semenanjung Sinai.
Ø Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Arab dan Irak bagian selatan
Ø Sebelah selatan berbatasan dengan laut Arab dan
Ø Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Syam dan sebagian Arab.1
Jazirah arab juga juga dikelilingi oleh tiga lautan, yaitu Sebelah
barat oleh laut merah, sebelah selatan oleh Samudra Hindia, dan sebelah timur
oleh Teluk Persia.2 Secara
umum iklim di Jazirah Arab Sangat panas, bahkan termasuk yang paling panas
dimuka bumi. Dahulu para ahli geologi memperkirakan daratan Arab merupakan
sambung padang pasir yang terbentang luas dari Sahara di Afrika sampai Gurun
Gobi di Asia Tengah. Tidak ada satupun sungai di Jazirah Arab, kecuali dibagian
selatan, yang selalu berair dan mengalir sampai kelaut, selain wadi-wadi yang
berair kala turun hujan. Padahal hujan hampir tidak pernah turun di kawasan
padang pasir yang sangat luas ini.3
Seperti gambar
dibawah ini:
2.2
Asal-usul Bangsa Arab
Kata Arab pertama kali muncul pada abad ke-9 sebelum masehi. Bangsa
Arab tidak selalu terdiri orang-orang Islam, tapi juga
orang Kristen dan Yahudi. Beberapa buktinya adalah adanya
perabadan Nabath yang didirikan oleh bangsa Arab
beragama Kristen.4 Bangsa arab termasuk
rumpun bangsa Smit, Yang keturunan syam Ibn Nuh, serumpun dengan Bangsa
Babilonia, Kaldea, Asyuria, Ibrani, Phunisia, Aram dan Habsyi.
Rumpun Smit sampai sekarang masih bertahan
dan sebagian lainnya sudah lenyab dan tidak dikenal lagi.
Sejarawan Arab membagi Bangsa Arab menjadi dua bagian
kelompok besar yaitu:
1.
Arab Baidah
Bangsa Arab yang sudah
punah jauh sebelum Islam lahir. Riwayat tentang mereka tidak banyak diketahui
selain yang termaktub dalam kitab-kitab suci agama Samawi yang terungkap dalam
syair-syair Arab klasik semisal kaum ‘Ad dan kaum Tsamud.
2.
Arab Baqiyah
Arab Baqiyah terbagi
atas Arab ‘Aribab (Qathaniyah dinisbahkan pada moyang mereka atau
Yamaniyah dinisbahkan kepada Yaman-tempat asal persebaran mereka) dan Arab Musta’ribah atau Arab Muta’ribah
( keturunan Ismail a.s
ibn Ibrahim a.s, mereka juga dikenal dengan nama Ismailiyah. Mereka disebut Musta’ribah
karena Ismail sendiri bukan keturunan Arab-keturunan Ibrani yang lahir
dan dibesarkan di Mekah yang pada waktu itu dibawah kekuasaan kabilah Jurhum
dari Yaman.5
Bangsa Semit pada awalnya membangun peradaban di Mesopotamia dan Syria, kemudian perlahan-lahan mereka kehilangan dominasi politik mereka
disebabkan serangan dari bangsa nomad Semit dan bangsa non Semit. Bangsa Aram,
Akkadia, Asiria, dan Minean berbicara dalam bahasa yang hampir sama dengan
bahasa Semit. Akhirnya, bangsa Semit kehilangan kekuasaannya tepat pada
serangan Persia dan kedatangan bangsa Yunani pada 330 SM.
Setelah penyerangan itu, bangsa Semit berdiaspora ke segala
bagian. Kebanyakan dari suku bangsa ini berpindah ke daerah selatan dan daerah
utara, dimana bangsa Arab akan berkembang disana. Bangsa Arab di Utara
membangun sebuah peradaban yang dinamakan peradaban Arab Nabatea.
Kemudian, Arab bagian Selatan membentuk kafilah-kafilah yang tersebar. Kafilah-kafilah
ini kemudian membentuk sebuah kerajaan di daerah Yaman, yang
disebut oleh bangsa Yunani sebagai Arabia
Felix yang berarti "kawasan Arab yang beruntung".
Pada
masa Sassanid, Kekaisaran Romawi
menguasai daerah Syam yang kemudian disebut Arab
Petra. Bangsa Romawi menyebut daerah gurun di Timur Dekat ini
sebagai Arabi. Dan pada awal abad pertama masehi, Kaum Ghassan dari Yaman
berpindah ke daerah Syam. Kaum Ghassan, Lakhm dan Kindi menjadi
kabilah-kabilah yang terakhir kali berpindah ke Arab Petra. Kabilah Ghassan
kemudian berpindah ke daerah Syria, dan tinggal di kawasan Hurran dan daerah
Levantine (Lebanon, Palestina). Bangsa Ghassan menguasai Syria sampai
kedatangan kaum Muslimin di sana.
Sementara
itu, kaum Lakhm bermukim di daerah pertengahan Sungai Tigris. Mereka bersekutu dengan
Sassanid untuk melawan Kekaisaran
Bizantium dan Kabilah Ghassan. Mereka kemudian mengontrol daerah
Arab bagian Tengah. Kabilah Kindi bermigrasi ke Utara, tapi mereka kemudian
berpindah ke Bahrain dan tetap bermukim di Yaman.6
2.3
Keadaan
masyarakat
2.3.1
Segi
Sosial
Kehidupan sosial masyarakat bangsa Arab sebelum Islam, sangat
dikenal dengan sikap ‘ashobiyah (fanatisme kesukuan), hidup dan mati dikorbakan
demi membela suku . Hal inilah yang menimbulkan terjadi banyak peperangan antar
suku dan kabilah. Sebagian mereka berakhlak dengan akhlak yang buruk seperti
meminum khamr, bermuamalah dengan riba, suka berperang, mengubur anak perempuan
mereka hidup-hidup, membunuh anak-anak mereka karena takut miskin,7
Nikah Istibdha’, bertabarruj, Prostitusi, Suka berperang dan bermusuhan
sehinnga Kabilah yang kuat akan menguasai Kabilah yang lemah kemudian merampas
harta bendanya, saling menyombongkan nasab dan harta.8 Meskipun
demikian mereka masih mempunyai sifat-sifat yang terpuji seperti murah hati,
menepati janji, menjunjung harga diri, pemberani, kepercayaan diri yang tinggi,
dan akhlak-akhlak terpuji lainnya. Rasulullah bersabda :
إِنَّما بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكاَ رِمَ الْأَخْلَاقِ
" Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia "
( Sunan Kubra, Baihaqi )
Demikianlah gambaran
tentang kehidupan sosial masyarakat Arab Jahiliyah sebelum datangnya Islam
hingga diutusnya Rasulullah, maka diharamkannya akhlak-akhak yang buruk dan
diganti dengan akhlak yang baik, Allah berfirman:
وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ اْلخَبَاثَ
" Dan Dia menghalalkan
bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk " (Qs. Al-A’raf : 157).9
2.3.2
Segi
Politik
Dalam struktur masyarakat Arab terdapat
kabilah sebagai intinya. Ia adalah organisasi keluarga besar yang biasannya
hubungan antara anggota-anggotanya terikat oleh pertalian darah (nasab).
Akan tetapi, ada kalanya hubungan
seseorang dengan kabilahnya terikat oleh ikatan perkawinan suaka politik
atau sumpah setia. Kabilah pada masyarakat Badui misalnya yang dipimpin oleh
seorang kepala yang mereka menyebutnya dengan
syaikh al-qabilah, yang dipilih dari salah seorang anggotanya
yang usianya paling tua. Solidaritas kesukuan atau ashobiyah qabaliyah
dalam kehidupan masyarakatnya Arab sebelum Islam terkenal amat kuat. Hal ini
diwujudkan dalam bentuk proteksi kabilah terhadap seluruh anggota kabilahnya.
Kesalahan seorang anggota kabilah kepada kabilah lain menjadi tanggungjawab
kabilahnya, sehingga ancaman terhadap salah satu anggota kabilah berarti
ancaman pula kepada kabilah yang bersangkutan. Oleh karena itu perselisihan
sekecil apapun pasti menimbulkan permasalahan yang besar. Dan inilah yang
menimbulkan konflik antar kabilah berlangsung lama.10
2.3.3
Segi
Ekonomi
Masyarakat Arab pada jaman dahulu terbagi menjadi dua dua jenis
penduduk:
1.
Hadhori,
yaitu mereka yang tinggal di kota-kota dan kampung-kampung dengan mata
pencaharian berdagang, beternak, bertani dan industri tenun.
2.
Badui,
yaitu mereka yang hidupnya tidak menetap, berpindah-pindah dari satu gurun ke
gurun lainnya. Mata pencaharian mereka mengembala unta dan kambing milik
masyarakat Hadhori guna memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Berdagang adalah mata pencaharian utama bangsa Arab, mereka tidak
bisa mengandalkan alam yang pada dasarnya berupa batu-batu keras dan minim air.
Untuk bertahan hidup beroperasilah pasar-pasar seperti Ukazh, Dzil Majaz,
Majinnah dan lain-lain yang beroperasinya hanya dibulan-bulan haram saja. Dalam
bidang industri bangsa Arab hanyalah pada seni tenunan, samak kulit binatang
dan lainnya.11 Adapun bangsa Arab yang tinggal disekitar bendungan
Ma’rib (Yaman) , mereka memenuhi kehidupannya disektor pertanian yang kala itu
boleh dibilang pesat. Di Yaman juga sudah berkembang industri seperti industri
tenun dan persenjataan perang (Tombak, pedang, baju besi dan lain-lain).
Sedangkan mereka yang tinggal di gurun pasir, hidup mereka mengandalkan dengan
mengembala domba untuk diambil susu dan dagingnya. Beda lagi kaum Quraisy yang
tinggal di tanah suci, mereka hidup dengan berdagang baik ke Negeri Yaman
maupun ke Syam.12
2.3.4
Segi
Agama
Sebelum
Islam penduduk Arab menganut agama yang bermacam-macam, dan Jazirah Arab telah
dihuni oleh beberapa ideolgi, keyakinan keagamaan.
Bangsa Arab sebelum Islam telah menganut agama yang mengakui Allah sebagai Tuhan
mereka. Kepercayaan ini diwarisi turun temurun sejak nabi Ibrahim as dan Ismail
as. al-Qur’an menyebut agama itu dengan Hanif, yaitu kepercayaan yang
mengakui keesaan Allah sebagai pencipta alam, Tuhan menghidupkan dan mematikan,
Tuhan yang memberi rezeki dan sebagainya. Kepercayaan yang menyimpang dari
agama yang hanif disebut dengan Watsniyah, yaitu agama yang mempersyarikatkan
Allah dengan mengadakan penyembahan kepada :
·
Anshab, batu
yang memiliki bentuk
·
Autsa,
patung yang terbuat dari batu
· Ashnam,
patung yang terbuat dari kayu, emas, perak, logam dan semua patung yang tidak
terbuat dari batu.
Berhala atau
patung yang pertama yang mereka sembah adalah : Hubal. Dan kemudian mereka
membuat patung-patung seperti Lata, Uzza, Manata, dll. Tidak semua orang arab
jahiliyah menyembah Watsaniyah ada beberapa kabilah yang menganut agama Yahudi
dan Masehi. Agama Yahudi dianut oleh bangsa Yahudi yang termaksud rumpun bangsa
Samiah (semid). Asal usul Yahudi berasal dari Yahuda salah seorang dari dua
belas putra nabi Yakub.
Agama Yahudi
sampai ke Jazirah Arab oleh bangsa Israel dari negeri Asyur. Mereka diusir oleh
kerajaan Romawi yang beragama Masehi dan bangsa Asyur ini berangsur-angsur
mendiami Yastrib (Madinah) dan sekitarnya dan mereka menyebarkan agama Yahudi
tersebut. Agama Masehi yang berkembang adalah : Sekte
Yaqubiah yang mengatakan bahwa perbuatan dan iradat al – Masih adalah tabiat
ketuhanan. Kaum Yaqubiah berkata bahwa persatuan ketuhanan dengan kemanusiaan
pada diri al-Masih ialah sebagaimana air dimasukan ke dalam tuak, lalu menjadi
jenis yang satu.
Agama-agama
yang ada pada saat itu antara lain :
1.
Yahudi
Agama ini
dianut orang-orang Yahudi yang berimigrasi ke Jazirah Arab. Daerah
Madinah, Khaibar, Fadk, Wadi Al Qura dan Taima’ menjadi pusat penyebaran
pemeluknya. Yaman juga dimasuki ajaran ini, bahkan Raja Dzu Nuwas Al
Himyari juga memeluknya. Bani Kinanah, Bani Al Haarits bin Ka’ab dan Kindah juga
menjadi wilayah berkembangnya agama Yahudi ini
2.
Nashara (Kristen).
Agama ini
masuk ke kabilah-kabilah Ghasasinah dan Al Munadzirah. Ada beberapa
gereja besar yang terkenal. Misalnya, gereja Hindun Al Aqdam, Al Laj dan
Haaroh Maryam. Demikian juga masuk di selatan Jazirah Arab dan berdiri
gereja di Dzufaar. Lainnya, ada yang di ‘And dan Najran. Adapun di
kalangan suku Quraisy yang menganut agama Nashrani adalah Bani Asad bin
Abdil Uzaa, Bani Imri-il Qais dari Tamim, Bani Taghlib dari kabilah
Rabi’ah dan sebagian kabilah Qudha’ah.
3.
Majusiyah
Sebagian
sekte Majusi masuk ke Jazirah Arab di Bani Tamim. Di antaranya, Zaraarah dan
Haajib bin Zaraarah. Demikian juga Al Aqra’ bin Haabis dan Abu Sud (kakek Waki’
bin Hisan) termasuk yang menganut ajaran Majusi ini. Majusiyah juga
masuk ke daerah Hajar di Bahrain.
4.
Syirik (Paganisme).
Kepercayaan
dengan menyembah patung berhala, bintang-bintang dan matahari yang oleh mereka
dijadikan sebagai sesembahan selain Allah. Penyembahan bintang-bintang
juga muncul di Jazirah Arab, khususnya di Haraan, Bahrain dan di Makkah,
mayoritas Bani Lakhm, Khuza’ah dan Quraisy. Sedangkan penyembahan
matahari ada di negeri Yarnan.
5.
Al Hunafa’
Meskipun
pada waktu hegemoni paganisme di masyarakat Arab sedemikian kuat, tetapi masih
ada beberapa orang yang dikenal sebagai Al Hanafiyun atau Al Hunafa’. Mereka
tetap berada dalam agama yang hanif, menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya
serta menunggu datangnya kenabian.13
2.4
Masa Jahiliyyah
Masa
sebelum lahir agama Islam disebut zaman Jahiliah. Zaman tersebut dibagi menjadi
dua periode :
Periode
pertama: Jahiliah pertama meliputi masa yang amat panjang tetapi tidak banyak
yang diketahui hal ihwalnya dan sudah lenyab sebagian besar masyarakat
pendukungnya. Periode kedua : Zaman Jahiliah ini berlangsung selama 150 tahun
sebelum Islam lahir. Kata Jahiliah berasal dari kata Jahl, tetapi yang
dimaksud disini bukan Jahl lawan dari Ilm, melainkan lawan dari hilm.
Bangsa Arab sebelum Islam sudah mengenal Ilmu pengetahuan, bahkan dalam seni
sastra yang telah mencapai tingkat kemajuan yang pesat, tetapi belum menjadikan
bermoral.14
Di antara
beberapa agama/kepercayaan tersebut yang paling terkenal adalah penyembahan
terhadap berhala yang jumlahnya mencapai lebih dari 360 buah, sehingga
menyesaki lingkungan Ka’bah. Dan setiap qabilah di Arab
memiliki berhala sebagai sesembahan mereka sendiri-sendiri.
Di antara berhala yang paling populer di kalangan
mereka ialah :
Ø
Wadd.
Adalah nama patung milik kaum nabi Nuh yang berasal dari nama seorang shalih dari mereka. Ditemukan kembali oleh Amru bin Luhai di Jeddah dan diberikan kepada Auf bin ‘Adzrah dan ditempatkan di Wadi Al Quraa di Dumatul Jandal dan disembah oleh bani kalb bin Murrah. Patung ini ada sampai datangnya Islam kemudian dihancurkan Khalid bin Walid dengan perintah Rasulullah.
Adalah nama patung milik kaum nabi Nuh yang berasal dari nama seorang shalih dari mereka. Ditemukan kembali oleh Amru bin Luhai di Jeddah dan diberikan kepada Auf bin ‘Adzrah dan ditempatkan di Wadi Al Quraa di Dumatul Jandal dan disembah oleh bani kalb bin Murrah. Patung ini ada sampai datangnya Islam kemudian dihancurkan Khalid bin Walid dengan perintah Rasulullah.
Ø
Sua’
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada Mudhor bin Nizaar dan diserahkan kepada bani Hudzail serta ditempatkan di Rohaath sekitar 3 mil dari Makkah.
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada Mudhor bin Nizaar dan diserahkan kepada bani Hudzail serta ditempatkan di Rohaath sekitar 3 mil dari Makkah.
Ø
Yaghuts
Adalah salah
satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada Na’im bin
Umar Al Muradi dari Majhaj dan ditempatkan di Akmah atau Jarsy di Yaman,
disembah oleh bani Majhaj dan bani An’am dari kabilah Khuthaif.
Ø
Ya’uq
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Hamadan dan ditempatkan di Khaiwaan, disembah oleh orang-orang Hama dan Nasr Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Himyar dan ditempatkan di Saba’ disembah oleh bani Dzi Al Kilaa’ dari kabilah Himyar dan sekitarnya.
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Hamadan dan ditempatkan di Khaiwaan, disembah oleh orang-orang Hama dan Nasr Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Himyar dan ditempatkan di Saba’ disembah oleh bani Dzi Al Kilaa’ dari kabilah Himyar dan sekitarnya.
Ø Manaah
Adalah salah
satu patung berhala yang ditempatkan di pantai laut dari arah Al Musyallal di
Qadid antara Makkah dan Madinah. Patung ini sangat diagungkan oleh suku AlAus
dan Al Khazraj. Rasulullah mengutus Ali bin Abi Thalib untuk menghancurkannya
pada penaklukan kota Makkah.
Ø
Laata
Laata adalah kuburan orang shalih yang ada di Thaif yang dibangun dengan batu persegi empat. Bangsa Arab seluruhnya sangat mengagungkannya dan sekarang tempatnya adalah di menara masjid Thaif. Ada yang mengatakan bahwa Laata adalah nama seorang yang membuat masakan Sawiiq untuk jamaah haji, lalu ia meninggal kemudian kuburannya di sembah. Ketika bani Tsaqif masuk Islam maka Rasulullah mengutus Al Mughiroh bin Syu’bah untuk menghancurkannya dan kuburan ini dibakar habis.
Laata adalah kuburan orang shalih yang ada di Thaif yang dibangun dengan batu persegi empat. Bangsa Arab seluruhnya sangat mengagungkannya dan sekarang tempatnya adalah di menara masjid Thaif. Ada yang mengatakan bahwa Laata adalah nama seorang yang membuat masakan Sawiiq untuk jamaah haji, lalu ia meninggal kemudian kuburannya di sembah. Ketika bani Tsaqif masuk Islam maka Rasulullah mengutus Al Mughiroh bin Syu’bah untuk menghancurkannya dan kuburan ini dibakar habis.
Ø
Al ‘Uzza
Al ‘Uzza
adalah satu pohon yang disembah. la lebih baru dari Al Laata, ditempatkan di
Wadi Nakhlah di atas Dzatu ‘Irqin. Mereka dulu mendengar suara keluar dari Al
Uzza. Berhala ini sangat diagungkan Quraisy dan Kinanah. Ketika Rasulullah Saw
menaklukan Makkah, beliau mengutus Khalid bin Al Walid untuk menghancurkannya.
Ternyata ada tiga pohon dan ketika dirobohkan yang ketiga, tiba-tiba muncul wanita
hitam berambut kusut dalam keadaan meletakkan kedua tangannya di bahunya
menampakkan taringnya. Di belakangnya, ada juru kuncinya. Kemudian Khalid
penggal lehernya dan pecah, ternyata ia adalah seekor merpati, lalu Khalid bin
Al Walid membunuh juru kuncinya.
Ø
Hubal
Merupakan
patung yang paling besar di Ka’bah. Diletakkan di tengah Ka’bah. patung ini
terbuat dari batu ‘aqiq merah dalam rupa manusia. Dibawa ‘Amru bin Luhai
dari Syam. Isaaf dan Naailah (Dua patung berhala yang ada di dekat sumur
Zamzam. Dua patung ini berasal dari sepasang orang Jurhum yang masuk ke Ka’bah
dan berbuat fujur, lalu dikutuk menjadi dua batu, seiring perjalanan waktu,
keduanya disembah.
Ø
Dzul Khalashah
Ini adalah
berhala milik kabilah Khats’am, Bajilah dan Daus yang berada di Tubaalah,
daerah antara Makkah dan Yaman. Begitulah gambaran keadaan agama di Jazirah
Arabiyah sebelum datangnya Islam. Mereka masih mengimani rububiyah Allah dan
menganggap Allah sebagai sesembahannya juga dan sebagai Dzat Pencipta. Sumber
kepercayaan tersebut adalah risalah samawiyah yang yang dikembangkan dan
disebarkan di jazirah Arab terutama risalah nabi Ibrahim dan Ismail.15
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.
Bangsa Arab sebelum datangnya islam
mempunyai kebudayaan yang baik dan buruk yang telah ada ketika bangsa arab
mengalami masa kegelapan.
2.
Kebudayaan yang buruk terutama dalam
segi Akhlak dan agama, mereka menyembah berhala, sering melakukan hal-hal yang
dilarang oleh Allah diantaranya minum-minuman keras, berjudi, membunuh anak
perempuan yang baru lahir, merendahkan harkat martabat wanita. Membunuh
anak-anak, jika kemiskinan dan kelaparan mendera mereka, atau bahkan sekedar
prasangka bahwa kemiskinan akan mereka alami. Ber-tabarruj
(bersolek). Para wanita terbiasa bersolek dan keluar rumah sambil
menampakkan kecantikannya, lalu berjalan di tengah kaum lelaki dengan
berlengak-lenggok, agar orang-orang memujinya. Lelaki yang
mengambil wanita sebagai gundik, atau sebaliknya, lalu melakukan hubungan
seksual secara terselubung. Prostitusi.
Memasang tanda atau bendera merah di pintu rumah seorang wanita menandakan
bahwa wanita itu adalah pelacur. Fanatisme
kabilah atau kaum dan masih banyak lagi.
3.
Tapi dari semua keburukan tersebut
masih ada hal yang baik dari bangsa Arab pada saat itu diantaranya: juga
berkembangnya ilmu pengetahuan dalam bidang astronomi atau perbintangan, dalam
bidang dagang, dan adanya kebiasaan masyarakat yang melekat yaitu rasa
solidaritas diantara sesama suku,
dermawan, pantang mundur jika menhadapi sesuatu dan lai-lain.
3.2
Kritik
dan Saran
Demikian makalah yang kami buat,
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami berharap para
pembaca memberikan kritik dan sarannya demi kesempunaan makalah ini dan
penulisan makalah-makalah kami selanjutnya. Apabila ada terdapat kesalahan
mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang
tak luput dari salah dan lupa.
3.3
Daftar Pustaka
Priyanto, Erwin. 2014. Sejarah Islam. Jakarta: Departemen
Pendidikan Yayasan Al-Sofwa.
Hermawan, Agus. 2015. Sirah Nabawiyah (biografi singkat Nabi Muhammad).
Editor: Erlina Wjayanti. Kudus: Hasyindo Pres.
Abdurrahman, Dudung (et.al.). 2002. Sejarah peradaban Islam (dari masa
klasik hingga modern). Editor: Siti Maryam (et.al). Yogyakarta: LESFI
Al-Qur’anul Karim dan terjemahamnya (Qs.Al-A’raf : 157)
http://desbayy.blogspot.co.id/2015/05/makalah-bangsa-arab-sebelum-datangnya.html
1 Erwin Priyanto,
Sejarah Islam, Jakarta, Departemen Pendidikan Yayasan Al-Sofwa,
Cetakan 1, 2014, hal. 2-4
2 Agus Hermawan, Sirah Nabawiyah (biografi singkat Nabi Muhammad), Editor: Erna Wijayanti, Kudus: Hasyindo Pres, 2015, hal. 3
2 Agus Hermawan, Sirah Nabawiyah (biografi singkat Nabi Muhammad), Editor: Erna Wijayanti, Kudus: Hasyindo Pres, 2015, hal. 3
3 Dudung
Abdurrahman (et.al.), Sejarah peradaban Islam (dari masa klasik hingga
modern), Editor: Siti Maryam (et.al), Yogyakarta: LESFI, 2002. hal. 18